21 juli 2025 - Upaya pencegahan stunting dan peningkatan kualitas tumbuh kembang anak balita kembali mendapat perhatian serius. Balai Desa Proto menggelar kelas edukasi khusus untuk para ibu yang memiliki balita usia 3-5 tahun, Senin (21/7/2025).

    Program yang berlangsung mulai pukul 09.00 hingga selesai ini merupakan hasil kolaborasi antara puskesmas Kedungwuni 1, poliklinik desa dan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) angkatan 62 kelompok 7 dari Universitas Islam K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan. Acara dibuka dengan sambutan hangat dari bapak Edi Murtadlo, S.E selaku perwakilan dari Kepala Desa Proto yang menekankan pentingnya peran orang tua dalam memantau tumbuh kembang anak. "Program ini kami adakan setiap satu bulan sekali untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya para ibu, agar para balita tumbuh sehat dan terhindar dari stunting," ujar beliau dalam sambutannya. Turut memberikan sambutan, Ibu Hj. Rodliyah Amd.Keb selaku Bidan Desa Proto, yang mengapresiasi antusiasme para ibu yang hadir. "Kehadiran ibu-ibu hari ini menunjukkan kepedulian tinggi terhadap kesehatan anak. Mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk menambah pengetahuan," ujar beliau yang telah berpengalaman puluhan tahun.

    Materi utama disampaikan oleh Ibu Sri  Mujiyanti, S.St., perawat dari Puskesmas Kedungwuni 1, yang mengulas secara komprehensif tentang tumbuh kembang anak balita. Dengan bahasa yang mudah dipahami, ia menjelaskan tahapan perkembangan yang normal pada anak usia 3-5 tahun serta tanda-tanda yang perlu diwaspadai orang tua. "Setiap anak memiliki pola tumbuh kembang yang unik, namun ada standar yang harus kita pahami. Deteksi dini sangat penting untuk mencegah masalah yang lebih serius," papar Sri Mujiyanti sambil memperagakan cara memantau pertumbuhan anak.

    Sesi selanjutnya diisi oleh Yani Agustin, perwakilan mahasiswa KKN yang menyampaikan materi tentang bahaya dan dampak ultra processed food bagi balita. Presentasi yang interaktif ini berhasil membuka mata para peserta tentang risiko makanan olahan berlebih terhadap kesehatan anak. "Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa makanan kemasan yang praktis justru dapat menghambat tumbuh kembang optimal anak. Makanan alami dan bergizi seimbang tetap yang terbaik," jelas Yani sambil menunjukkan contoh-contoh produk yang sebaiknya dihindari.

    Para peserta yang hadir tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian acara. Mereka aktif bertanya dan berdiskusi terkait materi yang disampaikan. Bidan desa, perawat puskesmas, dan mahasiswa KKN bersinergi memberikan edukasi yang komprehensif, mulai dari aspek medis hingga praktik sehari-hari dalam pengasuhan anak. Pendekatan multi-disiplin ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih utuh kepada para orang tua.

    Acara yang berlangsung khidmat hingga selesai ini mendapat respons positif dari seluruh peserta. Para ibu menyatakan merasa lebih percaya diri dalam mengasuh anak setelah mendapatkan bekal pengetahuan yang bermanfaat. Perwakilan Kepala Desa Proto menjelaskan bahwa program serupa akan terus dilaksanakan secara berkala sebagai komitmen desa dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya generasi penerus bangsa.

Penulis: Naila Adibah dan Dimas Riyadi