Pekalongan, [9/10/24] – Masalah sampah organik menjadi perhatian serius di Desa Proto. Melihat kondisi tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) [Farah Nur Imanda] dari Universitas menginisiasi program pembuatan pupuk kompos dari sampah rumah tangga. Program ini bertujuan untuk mengatasi masalah sampah sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian.
[Farah Nur Imanda] menjelaskan bahwa pembuatan kompos merupakan solusi yang efektif untuk mengelola sampah organik. “Kompos yang dihasilkan tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas tanah dan dijadikan pupuk organik untuk tanaman,” ujarnya.
Selama satu minggu, mahasiswa KKN [Farah Nur Imanda] mengumpulkan sampah organik dan memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang cara membuat kompos yang baik dan benar. Mulai dari pemilihan bahan organik, proses pengomposan, hingga pemanfaatan kompos. Selain itu, mahasiswa KKN juga menyediakan fasilitas komposting sederhana yang dapat dibuat dengan mudah di rumah.
Proses pembuatan kompos dimulai dengan pengumpulan sampah organik dari rumah tangga, seperti sisa makanan, kulit buah, dan daun-daun kering. Sampah organik tersebut kemudian dicacah menjadi potongan-potongan kecil agar proses dekomposisi lebih cepat.
Salah satu kunci keberhasilan pembuatan kompos adalah penggunaan EM4 (Effective Microorganism-4). EM4 merupakan campuran mikroorganisme yang bermanfaat dalam mempercepat proses pengomposan. Dengan menambahkan EM4, proses pengomposan menjadi lebih efektif dan menghasilkan kompos yang berkualitas.
Pupuk kompos yang dihasilkan dari proses pengomposan memiliki banyak manfaat bagi tanaman dan lingkungan. Beberapa di antaranya adalah:
Penulis: Farah Nur Imanda (24020121140176)-S1 Biologi
DPL: Mj Rizqon Hasani, S.Hum., M.I.Kom
Lokasi: Desa proto, Kecamatan Kedungwuni, Pekalongan.
Universitas Diponegoro, Semarang
Tim II Kuliah Kerja Nyata Reguler 2023/2024